JAKARTA – Kerusuhan yang terjadi di Morowali Sulawesi Tengah yang melibatkan Tenaga kerja asing (TKA) dan Tenaga Kerja Pribumi menyebabkan kerugian materi yang tidak sedikit. Korban berjatuhan dari kedua belah pihak.
Ada beberapa pekerja yang luka dan berdasarkan informasi yang beredar bahwa korban tewas berjumlah dua orang, 1 dari pihak TKA dan 1 dari pekerja lokal.
Hal ini kemudian melebar menjadi isu yang liar, bahkan mengarah pada isu SARA. Banyak yang menyebarkan informasi yang keliru sehingga perlu kehati-hatian agar tidak tergiring oleh provokator.
Melihat perkembangan dari permasalahan ini, Syarifuddin Daeng Punna juga tokoh masyarakat Sulsel Pendiri Pasukan Adat Nusantara (PANI) di Jakarta yang paham karakter daerah meminta agar semua pihak dapat menahan diri sambil menunggu tim investigasi bekerja untuk mencari tahu pemicu dari insiden bentrokan yang melibatkan TKA cina dan tenaga kerja Indonesia yang bekerja di PT GNI.
“Intinya disini bahwa perlunya pengawasan yang serius terkait setiap aktifitas perusahaan. Karena secara pribadi saya menduga bahwa kesalah pahaman yang melahirkan konflik, entah kesalah pahaman karena faktor etika atau karena adanya dominasi pekerjaan yang menyebabkan salah satu pihak merasa diskriminasi, ini baru sebatas dugaan saya,” terang pria yang akrab disapa SAdAP ini, Senin (16/1).
SAdAP juga meminta kepada TKA yang bekerja di Indonesia agar menghormati tradisi, budaya, dan adat istiadat masyarakat setempat. Biasanya karena adanya prilaku yang melanggar adat-istiadat maka perselisihan terjadi hingga berujung konflik.
Lanjutnya, TKA ketika tiba di Indonesia mereka harus terlebih dahulu dibekali dengan pengetahuan tentang nilai-nilai kearifan Lokal agar mereka dapat menyesuaikan dengan kondisi di lokasi mereka bekerja.
Mereka juga tidak boleh semena-mena, hargai tokoh masyarakat setempat dan ikuti segala aturan yang berlaku. Kalau sudah timbul kerusuhan maka akan sulit untuk dipulihkan kembali, karena butuh waktu untuk memulihkan rasa trauma akibat kerusuhan.
“Kedepannya saya yakin dan percaya bahwa pemerintah akan segera melakukan langkah-langkah diplomatik termasuk meminta kepada cina untuk mengevaluasi para pekerja mereka yang terlibat dalam kerusuhan di PT GNI,” ungkapnya.
SAdAP minta jangan ada tebang pilih, siapa pun baik dari pihak TKA dan pekerja lokal yang terlibat dalam pengrusakan, penganiayaan dan pembakaran harus diproses hukum agar dapat diketahui siapa provokatornya.
“Saya menyarankan agar para koordinator TKA diberikan label punggung atau nomor register yang dipasang dibaju atau di helm yang dikenakan, hal ini agar dapat diketahui siapa yang bertindak sebagai koordinator dari tiap pekerja TKA,” tutup SAdAP. (Rls)
The post Pasca Kerusuhan di PT GNI, SAdAP Minta TKA Dibekali Pengetahuan Nilai Kearifan Lokal appeared first on Pinisi.co.